wawancara

Pada hari Selasa tanggal 25 Januari 2022,kami sekelompok mengadakan wawancara kepada salah satu bidan yang ada di kecamatan Gunem.Kami berangkat pukul 11.00 sampe sana jam 11.30, kemudian kami memperkenalkan diri sebagai siswa SMA N Pamotan
kamudian kami mulai wawancara sekitar pukul 12.00 WIB
TRANSKRIP WAWANCARA
Penulis : 1. Ainiyatur Rohmah
                2. Liana Wulan Agustin 
                3. Reza Islam Deanova
                4. Sofiyah
                5. tsania
HASIL WAWANCARA

Berikut adalah petikan Wawancara yang penulis lakukan dengan Ibu Ninis Sulistya salah satu Bidan puskesmas kecamatan Gunem selaku narasumber.

Transkip 1 BIODATA NARASUMBER

Sofiyah : Assalamualaikum wr. Wb. 

Bu Ninis : Waalaikum Wr. Wb.

Sofiyah : Kami dari SMA N 1 PAMOTAN. dengan kelompok.... saya. Sofiyah dan 4 teman saya
Bila : Saya Tsania.. 

Ain : Saya Ainiyatur Rohmah

Dea : Saya Reza Islam Deanova

Liana : Saya Liana Wulan Agustin. Kami disini diberi tugas dari. mapel Sosiologi untuk. wawancara tentang pandemi.
Sofiyah : pertama kami mengucapkan terimakasih kepada jenengan yang telah meluangkan waktunya untuk kami.

Bu Ninis : Nggih. (iya) [tersenyum] 

Sofiyah : Ini dengan ibu siapa, bu? 

Bu Ninis :  Ninis Sulistya,bisa dipanggil ninis
Sofiyah: ohh Bu ninis,Bu Ninis dulu kelahiran mana ya?
Bu ninis:Saya lahir di Tuban ,tepatnya 6 mei. 1978,domisili saya Sekarang di desa Trembes, mbak. 

Sofiyah : Tinggal di Trembes sudah berapa. lama,bu? 

Bu Ninis : Di Trembes mulai tahun 2004,berapa lama itu mbak? hehehe

Liana : 17 tahun,bu.

Bu Ninis : Ya sebelumnya saya di desa Dowan. Pertama kali kerja di desa Banyu Urip tahun 1998.

Sofiyah : sekolahnya dulu SD nya. dimana,bu?

Bu Ninis : SD nya dulu ya disana mbak,di desa Sidomukti kecamtan. Kenduruan Kabupaten Tuban. SMP nya juga di. Kenduruan,habis SMP jaman dulu kalau perawat kan sekolahnya di SPK kebetulan daftar di sana diterima,SPK 3. tahun,ikut program kebidanan 1 tahun,setelah ituu lulus kerja. pertama kali di Banyu Urip, habis itu sekolah lagi di D3. kebidanan ya sudah bekerja di. sini,terus kemarin terakhir. melanjutkan lagi dan. alhamdulillah lulus S1. kebidanan. 

Sofiyah : Ini di Puskesmas Gunem jenengan sebagai apa bu? 

Bu Ninis : Saya disini sebagai konet persalinan itu loh mbak, kebetulan juga dapat tugas sampingan sebagai bendahara penerimaan dan bidan desa. Trembes.

Sofiyah : iya bu, terima kasih atas informasi biodata jenengan bu.  

Bu ninis : Sama-sama mbak. 


Transkip 2 Wawancara Tematik pandemi


Sofiyah : baik bu, ini saya mau nanya. masalah awal pandemi, kira-kira. pandemi ini berlangsung sejak. kapan bu didaerah sini? 

Bu Ninis : Pandemi itu mulai tanggal 17 maret 2020 saya ingat betul waktu tanggal 16 maret saya posyandu,setelah itu tanggal 17 sudah tidak boleh. 

Sofiyah : Pas pertama pandemi respon. masyarakat nya itu gimana, bu? 

Bu Ninis : Kalau pandemi itu awal-awal ya tetap masyarakat Pada. geger mbak, Orang aktivitas. dibatasi semua kan gitu. Kalau. awal-awal mungkin belum  terasa kita kan aturannya belum seketat yang pandemi memuncak itu. Setelah itu respon masyarakat ya sulit. maksudnya mau melakukan. apapun serba dibatasi kan. gitu, contoh kita bekerja kalau melakukan tindakan kita menggunakan APD seperti itu jan pengaruh,terus  Kegitan keluar dulu kan nggak boleh. Orang umum imbasnya. ke ekonomi karena dua. kegiatan dibatasi apa-apa. serba dilarang ya otomatis ke. penghasilan atau kegiatan. orang dibatasi. 

Sofiyah : Kebiasaan apa yang berubah ketika ada pandemi Bu,                         seperti di masyarakat, saat waktu ibadah bu? 

Bu Ninis : Ya itu mbak kita kan semua dibatasi apalagi sempat ada 
                   Jum'atan juga tidak boleh kan,  
                    kita solat jamaah disarankan
                    dirumah. Jenengan juga 
                    sekolah sebelum PJJ 
                    kan jenengan dulu libur kan
                    Itu,kemudian PJJ sampai ini baru masuk dan masih terbatas kan mbak,ya otomatis dampaknya besar ke
                   semuanya. 

Sofiyah :  respon masyarakat tentang pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, menggunakan hand sanitizer,itu disini kebanyakan diterapkam apa tidak bu? 

Bu Ninis : kalau sekarang mungkin sudah mulai kendor ya,mbak. Kalau awal-awal mumgkin orang belum terbiasa mbak,mungkin dia merasa ribet,mendadak disuruh memakai masker sampai sekarang pun mungkin juga beban memakai masker kecuali kalau sudah terbiasa seperti kita maksudnya kaya kita petugas kesehatan kan sebelum pandemi kita juga pakai masker, tapi untuk masyarakat umum mungkin itu dia berat kan nggak nyaman terutama dari pernafasan dia, tetap sulit sampai sekarang itu jadi beban.

Sofiyah : Mau nggak mau harus pakai ya bu, hehehe

Bu Ninis : iya, jadi beban itu kalau masyarakat mbak. Disuruh disiplin pakai masker,handsanitizer, cuci tangan itu bagi mereka tetap beban apalagi sekarang sudah mulai kendor cuci tangan,terutama nih ditempat di desa saya jumpai didepan rumah dulu kan tertera tempat cuci tangan didepan rumah kalau sekarang biasanya nggak ada isinya. 

Sofiyah : misal kaya gitu terjadi pelanggaran seperti nggak pakai masker,nggak cuci tangan  kemudian itu solusinya bagaimana bu? 

Bu Ninis : Kalau kita pelayanan terutama di saya lho mbak, kalau dia nggak pakai itu saya kasih. Kalau dirumah atau di puskesmas ini kan biasanya gitu tapi kalau jenengan perjalanan kan ada sanksi itu, cuma selama ini kan realisasinya apa maksudnya sanksinya kan belum terlihat,kalau dijalan difoto melanggar aturan, kalau dia ditempat pelayanan biasanya dikasih terutama disaya soalnya saya memyediakan karena kita nggak tahu yang kita hadapi dan saya sendiri kalau saya bawa penyakit atau virus kan nggak tahu, ya antisipasi qdiri kita masing-masing. kalau memang dia nggak mau pakai masker ya disuruh keluar.

Sofiyah : Kebijakan apa yang dikeluarkan pemerintah atau kecamatan saat pandemi memuncak bu? 

Bu Ninis : Kebijakan terutama mengarah ke apa mbak? 
 
Sofiyah : pandemi, kaya dulu kan waktu lebaran covid memuncak bu. 
 
Bu Ninis : oh betul, terus ada aturan PPKM itu. Ya kebijakannya kita nggak boleh keluar rumah,berkerymun,nanti kalau berkerumun dikasih sanksi, terus intunya kita nggak boleh keluar rumah. Tidak ada cuti bersama untuk meminimalkan kita berkerumjn kebijakan yang PPKM kan seperti itu,mbak tapi kalau kebijakan yang berhubngan dengan ekonomi itu kan ada bantuan dari dana desa BLT atau apa itu untuk menunjang ekonomi rakyat. Ada bantuan-bantuan yang keluar saat pandemi ini kan. 

Sofiyah : Tindakan apa saja yang dilakukan saat pandemi memuncak bu? Misal seperti vaksin. 

Bu Ninis : Kalau tindakan saat pandemi nggak vaksin mbak, vaksin itu untuk melindungi diri kita, untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus itu tadi. Kalau tindakan saat vaksin memuncak ya itu tadi kita nggak boleh berkerumun,membatasi diri untuk keluar rumah, seminimal mungkin kita berpergian kalau tidak ada sesuatu yang sangat penting,kan gitu tidak boleh. Terus dulu kalau kita jalan-jalan diperiksa, kalau vaksin kan upaya untuk masyarakat biar vaksin itu meningjat kita diberi kekebalan suoaya seandainya ada kita seminimal mungkin tidak terkena,menekan terjadinnya peningkatan anagka covid-19. Jenengan sudah pada di vaksin kan? 

Sofiyah, Ain, Liana, Dea, Bila : Sampun bu (sudah bu) 

Bu Ninis : ya vaksin itu tujuannnya untuk itu seandainya terkena kan biar tidak jatuh ke hal-hal yang tidak diinginkan intinya ke yang parah. 

Sofiyah : Suasana yang dirasakan saat lockdown terutama di puskesmas itu bagaimana bu? 

Bu Ninis : Kalau kita kan nggak pernah lockdown mbak,di puskesmas. Kuta tetap melakukan pelayanan tapi dibatasi. Nggih kalau suasana ya sepi maksudnya seperti kedatangan kunjungan kan tetap menurun drastis, orang mau datang ke tempat pelayanan kesehatan itu kan tetep takut, dia pikirannya kalau sakit sedikit tetep disangka corona kan gitu padahal kan itu seperti corkns melalu pemeriksaan. Jadi masyarakat itu takut dengan dirinya sendiri akhirnya kan angka kunjungan ketempat pelayanan kesehatan sangat menurun drastis. 

Sofiyah : Kalau mendengar pasien banyak yang meninggal itu suasana yang dirasakan terutama dari bidan sendiri bagaimana bu? 

Bu ninis : Sangat cemas, sangat takut, sangat kasian, intinya rasanya tidak sesuai yang diharapkan mbak. Inginnya kan jangan terjadi seperti itu kalau banyak yang meninggal kasihan yang selanjutnya.  

Sofiyah : Respon masyarakat ketika pemerintah mewajibkan vaksin itu gimana bu, apakah ada yang menolak? 


Bu Ninis : Kalau respon vaksin itu orang namanya masyarakat awam intinya gini masih ada yang menganggap vaksin utu berbahaya bagi kita, ya responnya macam-macam ada yang suka divaksin afa juga yang mencari karena dia butuh apalagi ngurus apa-apa katanya hatus menggunakan kartu vaksin terus dia sampai mencari kemana-mana karena butuh. Taapi namanya masyarakat tetep ada respon yang menolak ada juga yang menerima. Bagi yang menolak ya mau dengan cara apapun dia tetep nggak mau. Tapi sebagian besar menerima antara yang menolan dan menerima kalau di presentasikan banyak yang menerima. 

Sofiyah : Kadang kan ada kalau yang sakit nggak boleh divaksin bu? 
  
Bu Ninis : iya kalau seperti vaksin sebelum kita lakukan penyuntikan kan melalau pemeriksaan dulu. Kalau dari hasil pemeriksaaan kok dia tidak ada kontak edukasi untuk divaksin ya lanjut, tapi pada saat pemerikasaan kok panas tinggi, nafas sesak itu ya dipending dylu sampau keadaan sehat atau normal.

Sofiyah : Bagaimana respon masyarakat ketika diperlakukannya isolasi pada pasien terkena covid-19 bu? 

Bu Ninis : kalau respon namanya manusia normal ya mbak mungkin tetap dia awal-awal ya menolak, maka itu kita sebagai petugas itu kita memberikan penjelasannha isolasi itu tetap harus sangat meyakinkan orang yang mau di isolasjkab tadi. Kita memberikan penjelasannya dari A-Z intinya gitu. Kalau kita tidak meyakinkan ya orang tidak kenapa-kenaoa kok nggak boleh keluar rumah kan gutu, mbak. Apalagi kalay dia orangnya sehat. Ya itu tadi ya ada orang yang patuh diisolasi mau tapi sebagian tidak mau. Ada yang menyadari bahwa dia perlu isolasi dan juga ada yang mengabaikan itu tadi.

Sofiyah : Respon masyarakat ketika terjadi perubahan tata cara hari raya dan tradisi itu bagaimana bu? 

Bu Ninis : Jawabannya ya hampir sama,mbak. Intinya ada yang menerima ada yang tidak, kalau orang yang menyadari jarena adanya oandemi dengan dia keluar dia berkerumun akan meningkatkan kasus Covid-19 kan berbahaya pada dirimya sendiri itudia ya patuh taat aturan dari pemerintah cuma kakau orang yang nggak menyadari tetep diaa biarpun ada sanksi,ada larangan tetap dia kan asal nggak sepengetahuan petugas tetap dia nekat. Intinya kembali lagi dasarmua ke pemahamam masyarakat dan kesadarannya diri yang nggak sadat menyadari ya melanggar aturan yg ada.

Sofiyah : Penerapan protokol kesehatan ketika disekolah itu gimana bu, kalau dipasar kan belum tentu memaksi masker? 

Bu Ninis : Kalau jenengan wajib kan? Jaga jarak terus PTM jenengan dibatasi. Tempat duduk jenengan gimana? 

Sofiyah : satu-satu bu.

Bu Ninis : iya mbak

Sofiyah : Bagaimna proses pelaksanaan vaksin tahap 1 bu? 

Bu Ninis : Alhamdulillah kalau disini lancara pelaksanaanya,ya ada kenadala-kendala cuma ya kalau kendala teknis ya ada yang mau ada yabg nggak itu tadi vaksin tahap 1 kita udah mencapai target kok. khusus desa saya sebagian sudah. 

Sofiyah : Kalau proses vaksin tahap 2 bagaimana bu, apa hampir sama? 

 Bu Ninis : Hampir sama justru sesudah vaksin 1 sebelum jadaawak vaksin 2 masyarakat sering bertanya kok " kapan vaksin ke 2 bu " kalau dia mau vaksin 1 otomatis kan vaksin ke 2.

Sofiyah : Katanya mau ada vaksin ke-3 itu benar apa nggak bu? 
 
Bu Ninis : Kalau vaksin ke-3 yang sudah terlaksana itu petugas kesehatan sama yang sudah dijalani dikecamatan gunem itu TNI/POLRI. Tapi untuk mamsyarakat umum saya kurang faham pelaksanaanya diadakan atau nggak belum jelas. 

Sofiyah : Pelajaran apa yang dapat diambil pada saat terjadi pandemi, bu? 

Bu Ninis : Berarti intinya kita disuruh hidup bersih dan sehat terus kalau masker untuk dihubungkan agama seperti memakai cadar hehehe. Intinya pandemi itu menjaga kesehatan sebelum apa-apa kita kan cuci tangan,jaga jarak, pakai masker, jajdi meminimalkan penularan penyakit jadi kita benar-benar menjaga diri jita disuruh untuk hidup bersih dan sehat. 

Sofiyah : Pola hidup sehat apa yang harus kita lakukan hidup di masa yang akan datang? 

Bu Ninis : berarti selama kebijakan pada saat pandemi ini diteruskan kita itu tadi cuci tangan sebelum melakukan apaa yang akan kita kerjakan, itu dilanjutkan malah lebih bagus. Seandainya kok pandemi ini dicabut pperilaky jeviasaan ini dilanjutkan malah lebih bagus kita melakukakan apapun benar-benar versih dan sehat, kita memakai masker kita meminimalkan penularan batuk dan pilej. Kebiasaan saat ibi alangkah lebih baiknya kita lakukan seterusnta jadi tidak hanya dipandemi saja. 

Sofiyah : Terimakasih banyak atas semua jawabannya Bu, cukup itu pertanyaan dari kami mohon maaf mengganggu waktunya,sekali lagi kami mengucapkan terimakasih banyak kepada Bu Ninis sekian dari kami wassalamualaaikum wr. Wb. 

Bu Ninis : iya sama-sama mbak, waaalaikumsalam Wr. Wb.


Postingan populer dari blog ini

ISTILAH DALAM PADI

PERJALANAN CERITA PRAKTIK PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DI DESA DADAPAN